Kamis, 02 Mei 2013

#CeritaDariSTAN: Manis Getir Menjadi Mahasiswa PBB



Cerita Dari STAN adalah rubrik berisi cerita dari anak STAN, yang tentunya berisi pandangan dan pendapat pribadi penulis. Rubrik ini juga menampung curhatan kamu, berbagai opini, pengalaman lucu, baik ataupun buruk, atau sekedar berkeluh-kesah. Pokoknya semua cerita sebagai Mahasiswa, deh. Terus, cerita dalam rubrik di sini gak akan disensor WKB. Kenapa? Biar kamu semua bisa bebas bersuara! Ya gitu? Iya!

Seperti yang kita tahu, jumlah mahasiswa spesialisasi PBB di STAN sekitar 1.5% dari total dua ribu lebih mahasiswa D3 reguler angkatan 2010. Tepatnya hanya 35 anak dalam satu kelas, eh, satu angkatan. Adakah yang kalian kenal? Atau paling tidak ketika berpapasan, tahu bahwa si itu-si ini-si anu adalah mahasiswa PBB.

Bukankah PPLN juga hanya 45 mahasiswa seangkatan? Mereka masih terbagi menjadi dua kelas. Dan yang lebih mendingan, kalungnya berwana hijau, tidak seperti PBB yang berwarna kuning sama dengan spes Pajak.

Berikut ini WKB mencoba mengupas sisi lain dari spesialisasi yang terancam punah di angkatan ke-22 itu:

1. Semua Dosen Adalah Dosko
Mendapat dosen koordinator (dosko) suatu mata kuliah bisa jadi keuntungan bagi sebuah kelas, karena sang dosko lah yang bertugas menyusun soal ujian. Saat mahasiswa spes lain sibuk mengumpulkan kisi-kisi antarkelas, anak-anak PBB bisa belajar dengan tenang karena semua dosen adalah dosko.

2. Gak Perlu Rebutan Tempat PKL
Mahasiswa spes Pajak dan PBB hanya diperbolehkan PKL di KPP, di mana sebagian besar daerah, PBB P2-nya sudah dialihkan menjadi pajak daerah. Secara tidak semua KPP bisa menerima PKL mahasiswa PBB karena tidak adanya data, mahasiswa PBB menjadi lebih diprioritaskan untuk memilih KPP yang diinginkan. Lalala...

3. Lebih Dekat, Akrab & Kompak
Tiga tahun sekelas dengan orang yang sama dan setiap tahun ada makrab angkatan, tentu membuat mereka lebih kenal satu sama lain. Tidak hanya antarmahasiswa, tapi juga dengan dosennya. Bahkan ada satu dosen yang sudah dianggap seperti kakek sendiri, karena mengajar kelas PBB selama 5 semester berturut-turut. *Semoga Pak Endarto panjang umur :)

4. Materi Kuliahnya Lebih Beragam
Selain mata kuliah akuntansi, perpajakan, dan ilmu hukum, di spes PBB juga terselip beberapa mata kuliah teknik seperti Teknologi Bangunan, Perencanaan Kota dan Ilmu Ukur Tanah. Hal ini cukup mengobati penasaran beberapa mantan mahasiswa teknik. *part ini sangat subjektif

5. Lebih Banyak Kesempatan untuk Eksis
Gak perlu ikut audisi ataupun seleksi untuk bisa masuk tim futsal, basket, voli ataupun lainnya di setiap event antarspesialisasi. Bahkan untuk menjadi seorang ketua himpunan, kalian gak perlu berebut atau susah-susah kampanye loh. :p

6. Gak Bisa Merasakan Excitement Berharap Cemas Tahun Depan Akan Sekelas dengan Siapa
Masa kenaikan tingkat tentu ditunggu oleh semua mahasiswa. Beruntung bagi mahasiswa selain PBB karena tiap tahun bisa dipastikan mendapat minimal tiga puluhan teman berbeda di kelas barunya. Untuk anak PBB? L4: Lo Lagi, Lo Lagi --"

7. Setiap Acara yang Diselenggarakan Kurang Meriah
Yah, balik lagi karena sangat terbatasnya sumber daya.


Ayo mungkin teman-teman PBB lainnya ada yang ingin menambahkan? :')
Share this post

3 komentar

  1. enaknya jadi mahasiswa PBB STAN itu dosennya unyu2, ngangenin

    BalasHapus
  2. *pura-pura ga kenal sama authornya =))

    BalasHapus
  3. Anak saya sangat ingin masuk stand mohon info..biar saya menyiapkan anak bisa masuk STAND. Tks

    BalasHapus

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Bukan Warta Kampus
Designed by BlogThietKe
Modified by Muh. Rahmatullah Barkat Cooperated with Duy Pham
Released under Creative Commons 3.0 CC BY-NC 3.0
Posts RSS Comments RSS
Back to top